Jumat, 17 September 2010

SELAPUT DARA

Bagi seorang laki-laki.merupakan sebuah kebanggaan apabila bisa mendapatkan perempuan yang masih perawan. Keperawan itu-oleh para laki-laki-di tandai dengan adanya percikan darah pada malam pertama. Apabila ada maka ia bangga, tapi kalau tidak ada ia akan sangat kecewa. Benarkah keperawanan seorang perempuan dapat dinilai dari robek atau tidaknya selaput dara ? Suka atau tidak, itulah yang terjadi pada masyarakat kita, secara kultural seorang perempuan menanggung beban psikologis yang berat karena mitos selaput dara. Banyak perempuan yang kehidupan perkawinannya hancur hanya karena tidak ada darah diranjang pengantinnya. Bahkan pada suku bangsa tertentu, ada prosesi ritual yang dilakukan untuk membuktikan apakah seorang perempuan masih perawan atau tidak, yaitu pengantin laki-laki akan melemparkan celana dalam yang bernodakan darah kepada keluarga yang menanti diluar kamar selama malam pertama. Bila ada noda darah maka mereka bersorak sorai karena bangga bahwa anak/menantu perempuannya masih perawan. Karena itulah, perempuan harus lebih tahu tentang selaput dara daripada laki-laki. Pada rubrik kesehatan kali ini, Anggun akan membahas tentang fakta seputar selaput dara dengan menghadirkan DR.dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG sebagai nara sumber. Apa itu selaput dara ? Selaput dara atau hymen adalah jaringan yang ada di bagian luar dari vagina. Bentuknya berupa jaringan lunak yang ada di tepi dari bagian luar vagina. Dengan kata lain, bentuknya seperti renda yang melingkari lubang bagian luar vagina. Bentuknya bisa berbeda-beda ada yang bulat, bulan sabit, dan yang memiliki pemisah (septum). Begitu juga dengan elastisitasnya, berbeda pada setiap perempuan. Perbedaan bentuk dan elastisitas itu tidak dapat dijelaskan secara medis, semua itu adalah kekuasaan Allah. Fungsi dari selaput dara sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Perlu diketahui juga, tidak semua perempuan memiliki selaput dara. Bahkan ada perempuan yang lahir tanpa vagina, kelainan itu disebut aplasia/displasia dari genitalia interna (alat reproduksi bagian dalam). Apa yang bisa membuat selaput dara robek ? Selaput dara bisa robek kalau ada sesuatu benda yang masuk tegak lurus ke dalam vagina yang berukuran lebih besar dari diameter selaput dara yang telah mengembang sesuai dengan elastisitas maksimalnya. Benda itu bisa apa saja, bisa penis--yang masuk pada saat melakukan hubungan seks--, bisa juga benda lain yang dimasukan secara sengaja atau tidak sengaja seperti jari, kayu, atau sex toys. Selaput dara sangat mungkin robek tanpa melalui hubungan seks, selaput dara bisa terkoyak pada saat masturbasi atau oral seks. Selaput dara juga bisa robek kalau ada pemeriksaan yang dilakukan pada vagina. Oleh karena itu, pemeriksaan dengan memasukan alat ke dalam vagina tidak diperbolehkan bagi perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seks. Proses persalinan normal pun bisa membuat selaput dara robek bahkan hilang. Menurut dokter yang akrab disapa dr. Ovy ini, aktivitas olah raga seperti senam atau olah raga bela diri yang banyak disebut-sebut penyebab robeknya selaput dara, tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Karena, selaput dara letaknya cukup aman dilindungi bibir kelamin. jadi kalau bibir kelamin tidak terbuka dan tidak ada benda yang masuk ke dalam vagina, selaput dara hampir tidak mungkin robek. Bentuknya yang melingkari lubang vagina, membuat selaput dara bisa robek lebih dari satu kalidibeberapa tempat dan waktu yang berbeda. Misalnya robek di sisi pada jam 12, dan robek pada sisi lain pada jam yang berbeda. Elastisitas selaput dara yang berbeda pada setiap perempuan adalah bawaan, tidak bisa dilatih atau 'diakali' agar tidak robek atau cepat robek. Bagaimana caranya untuk mengetahui selaput dara sudah robek atau belum ? Bila anda sudah pernah berhubungan seks, tentu tidak sulit untuk menjawabnya. Tapi bagaimana kalau belum pernah ? Robeknya selaput dara bisa ditandai dengan keluarnya darah atau bisa juga dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Apakah harus ada darah ? Tidak semua selaput dara yang robek mengeluarkan darah, ada juga yang tidak. Bila robekan tersebut tidak mengenai pembuluh darah, maka tidak ada darah yang keluar. Tingkat kekenyalan yang berbeda pada setiap perempuan menyebabkan tidak semua perempuan mengeluarkan darah pada saat pertama kali melakukan hubungan seks. Selain itu ada kemungkinan lain, selaput dara sudah robek tapi darah yang dikeluarkan tidak banyak jadi tidak terlihat oleh mata. Ada juga yang berpendapat bahwa keluar atau tidaknya darah pada saat melakukan hubungan seksual karena pengaruh psikis si perempuan. Darah tidak akan keluar apabila perempuan merasa terangsang, sudah siap melakukan hubungan seksual tanpa ada hambatan psikis apapun, atau tidak terpaksa. Oleh karena itulah setiap perempuan yang pertama kali melakukan hubungan seksual melalui pemerkosaan hampir pasti mengalami pendarahan. Bagaimana caranya membedakan antara darah yang keluar dari vagina karena robeknya selaput dara, haid, dan infeksi pada saluran reproduksi ? Dr. Ovy mengatakan, bahwa semua itu sulit untuk dibedakan oleh masyarakat awam kecuali dengan pemeriksaan dokter. Bisakah Terkena Penyakit ? Seperti bagian tubuh manusia yang lain, selaput dara bisa terserang penyakit infeksi seperti yang terjadi pada daerah vagina. Apakah Bisa Dibuah Utuh Kembali ? Seiring dengan makin canggihnya ilmu kedokteran yang ada di indonesia, banyak oknum yang menyatakan bisa mengembalikan selaput dara yang robek agar utuh kembali dengan jalan operasi. Iming-iming dapat menjadikan seorang perempuan bak 'perawan suci' dilancarkan sebagai promosi. Dan ternyata langkah ini banyak ditempuh oleh perempuan-perempuan yang ingin dianggap masih 'suci' bila ia menikah kelak. Benarkah operasi selaput dara bisa.mengembalikan selaput dara seperti sedia kala? "Tidak bisa" ujar dokter yang sekarang menjadi staf pengajar Departemen Obstretri Ginekologi FKUI/RSCM ini. Menurut dr. Ovy, operasi selaput dara hanya bisa menyambung bagian yang robek dan tentu saja tidak sama dengan sebelumnya. Apalagi kalau selaput dara itu hilang pasca proses persalinan normal, tidak mungkin selaput dara di transplantasi untuk membuatnya utuh kembali. Operasi itu dikatakan bisa membuat darah keluar lagi pada saat berhubungan seks, padahal belum pasti. Kalau yang belum pernah melakukan hubungan seks saja belum tentu keluar apalagi yang sudah pernah. Bisakah Laki-laki Merasakannya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar